Faktor Psikologis dan Emosional – Keputusan investasi tidak datang begitu saja. Ternyata ada faktor psikologis dan emosional yang mempengaruhi Anda dalam mengambil keputusan investasi. Nah, behavioral finance merupakan ilmu yang mempelajari faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi investor dalam mengambil keputusan investasi.
Sebab, biasanya setelah menerima informasi dan fakta, Anda sebagai investor mengambil keputusan investasi berdasarkan faktor kognitif dan emosional. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa berinvestasi bukan hanya soal pengembangan modal, tetapi juga permainan emosional dan psikologis.
Mengapa faktor psikologis dan emosional mempengaruhi keputusan investasi?
Karena tentunya proses pengambilan keputusan dapat dipengaruhi oleh informasi yang ada dan tentunya informasi yang diperoleh secara tidak sadar kita pilih dan akhirnya menjadi bias. Aspek psikologis berkorelasi dengan tren pasar dan psikologi masing-masing individu. Terlebih lagi, pasar investasi adalah siklus yang pasti ada pasang surutnya. Selain siklus yang ada di pasar, ada juga siklus emosional.
Memiliki kontribusi emosional dan psikologis dalam berinvestasi adalah hal yang wajar dan wajar. Namun nyatanya, emosi dan psikologi seseorang bisa mendominasi pemikiran rasional ketika berada dalam situasi stres, baik karena panik maupun euforia/kesenangan berlebihan. Apalagi pengaruh emosional dan psikologis banyak orang dalam skala besar dapat mempengaruhi pengambilan keputusan seseorang. Hal ini juga terjadi ketika seseorang berinvestasi. Dua bias yang bisa muncul karena faktor kognitif dan emosional:
Bias kognitif
Kognisi adalah proses memahami, mengolah, menarik kesimpulan dari informasi atau fakta. Bias kognitif menggambarkan penyimpangan atau kesalahan dalam proses.
1. Bias representasional
Keputusan investasi yang terlalu cepat tanpa analisis mendalam, hanya mengandalkan pengalaman masa lalu yang dianggap mewakili atau menjadi acuan keputusan investasi saat ini
2. Bias ketersediaan
Keputusan investasi dibuat semata-mata untuk kenyamanan dan ketersediaan (yang termudah dan paling tersedia untuk dibuat, itulah keputusan akhir). Seringkali investor percaya bahwa investor lain harus melakukan hal yang sama kepada mereka.
Baca juga: Peluang Investasi Emas untuk Pemula, Untung Besar!
Bias emosional
Emosi lebih menekankan pada perasaan dan spontanitas dibandingkan fakta. Bias emosional menggambarkan keputusan yang salah karena mengabaikan fakta.
1. Bias pengendalian diri
Investor kurang memiliki disiplin yang memadai terhadap proses dan tujuan investasi yang telah dibuat sendiri.
2. Status quo bersifat bias
Perasaan nyaman yang membuat investor enggan untuk mengubah atau melakukan penyesuaian investasi.
3. Bias keengganan rugi
Investor yang merasakan dampak kerugian investasi lebih besar dibandingkan kepuasan dengan keuntungan investasi. Akibatnya, investor bersedia untuk terus mempertahankan investasi yang tidak menguntungkan.
Dengan berbagai faktor tersebut, Anda harus berhati-hati dengan jebakan euforia dan depresi dalam berinvestasi. Kita mungkin merasa optimis terhadap suatu peluang karena kita pernah mengalami hal serupa di masa lalu, atau kita mungkin cepat panik karena orang lain juga mengalami hal serupa.