Tips Investasi Emas untuk Diversifikasi Aset – Investasi adalah proses menanam modal dengan harapan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Investasi yang menguntungkan mempunyai potensi menghasilkan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan tabungan, namun investasi juga starlight princess mempunyai risiko.
Risiko investasi berbeda-beda, tergantung aset atau instrumen investasi yang kita miliki. Suatu investasi yang menguntungkan, semakin tinggi potensinya maka semakin tinggi pula risikonya (high risk, high return).
Misalnya, aset investasi bersifat fisik atau finansial. Investasi fisik seperti rumah atau properti, emas atau barang mewah. Sedangkan investasi di pasar keuangan misalnya adalah investasi pada saham dan derivatifnya, surat berharga negara atau obligasi pemerintah, reksa dana, dan lain sebagainya.
Baca juga: 4 Daftar Cara Mengetahui Kadar Emas
Setiap aset investasi memiliki karakteristik dan risikonya masing-masing. Misalnya, berinvestasi di pasar saham memiliki risiko yang tinggi namun juga return yang tinggi. Kemudian, investasi pada obligasi negara atau obligasi pemerintah berisiko rendah karena dijamin oleh negara namun potensi imbal hasilnya tidak setinggi saham.
Investasi reksa dana juga memiliki risiko dan potensi yang beragam tergantung aset yang ada di dalamnya. Reksa dana pasar uang memiliki risiko yang rendah karena asetnya terdiri dari deposito dan surat utang yang jatuh temponya kurang dari satu tahun, sedangkan reksa dana saham memiliki risiko yang tinggi karena mengikuti pasar saham.
Lalu, investasi emas memiliki risiko yang rendah, namun kita harus memiliki tempat yang aman untuk menyimpannya.
Salah satu cara menghadapi risiko adalah dengan melakukan diversifikasi alias membagi dana investasi ke dalam instrumen yang berbeda. Selain itu, kita juga bisa menikmati berbagai potensi imbal hasil di berbagai kondisi pasar.
Seperti pepatah Inggris, “Jangan menaruh gatot kaca slot telur Anda dalam satu keranjang,” investor tidak boleh menaruh dana investasinya pada satu instrumen.
Kalaupun tipe investornya agresif, ia tidak mungkin menaruh 100 persen dananya di saham. Diversifikasi dapat dilakukan oleh para investor tersebut untuk menghadapi fluktuasi, seperti ketika pasar saham sedang bergejolak.
Diversifikasi dapat dilakukan dengan menempatkan dana tertentu pada berbagai jenis aset. Strategi ini juga dapat disesuaikan dengan jenis atau profil risiko investor yaitu toleransi dalam mengambil risiko.
Emas untuk Diversifikasi
Investasi emas sering disebut sebagai aset investasi yang aman (safe haven) dan harga emas diyakini akan terus naik dalam jangka panjang. Namun jika kita menempatkan 100 persen aset kita pada investasi emas juga kurang bijak karena ada kalanya harga emas tidak tumbuh tinggi dan imbal hasil bisa tertinggal dibandingkan aset lainnya.
Berikut cara berinvestasi emas sebagai diversifikasi aset investasi untuk mencapai hasil yang optimal.
1. Tetapkan tujuan
Sebelum memulai investasi, kita harus mempunyai tujuan atas dana yang kita kumpulkan. Misalnya untuk biaya pendidikan, membeli rumah, atau menyiapkan dana pensiun.
Jika kita sudah mengetahui tujuan dan perkiraan waktunya, kita bisa mulai menghitung perkiraan dana yang bisa kita sisihkan secara rutin setiap bulannya. Misalnya kita ingin menyisihkan 10 persen penghasilan kita per bulan untuk investasi.
2. Sesuaikan dengan profil risiko
Profil risiko adalah seberapa besar tingkat toleransi investor terhadap risiko investasi. Investor yang bersedia mengambil risiko besar untuk mendapatkan keuntungan yang tinggi dikenal sebagai investor agresif, atau pengambil risiko. Sebaliknya, investor konservatif lebih nyaman memastikan dana pokoknya aman meski imbal hasil tidak terlalu tinggi.
Dari profil risiko tersebut, kita bisa menyesuaikan porsi investasi di berbagai aset. Jika kita adalah investor yang agresif, sebagian besar dana kita dapat ditempatkan pada investasi pasar saham atau reksa dana saham dan sebagian kecil ditempatkan pada pasar uang atau emas. Contoh diversifikasinya adalah reksa dana saham 60 persen, pasar uang 20 persen, SBN 10 persen, dan emas 10 persen.
Bagi investor konservatif, porsi investasi terbesarnya adalah pada instrumen yang berisiko rendah, seperti investasi pada emas, pasar uang, dan obligasi pemerintah. Contoh diversifikasi, 30 persen investasi di emas, 30 persen di obligasi pemerintah, dan 40 persen di pasar uang.
3. Tempat penyimpanan yang aman
Khusus untuk investasi emas, diperlukan tempat penyimpanan yang aman dalam bentuk fisik logam mulia tersebut agar tidak hilang atau mudah dicuri. Brankas atau safe deposit box di bank bisa menjadi pilihan yang aman, namun ada biaya tambahannya.
Risiko penyimpanan ini bisa dikurangi jika kita memutuskan membeli emas secara online dengan fasilitas deposit. Investasi emas ini sudah tersedia dengan fitur BareksaEmas di aplikasi Bareksa.
Dengan aplikasi Bareksa kita dapat melihat nilai emas yang kita miliki dalam satu aplikasi yaitu dapat melihat total reksa dana dan Surat Berharga Negara (SBN)