Pengembangan Industri Perhiasan – Potensi untuk dikembangkan lebih lanjut, namun masih terdapat beberapa kendala. Industri perhiasan di Indonesia memiliki potensi untuk digali dan dikembangkan. Hal ini tidak hanya akan menggerakkan roda perekonomian Indonesia, tetapi juga berpotensi starlight princess menyerap tenaga kerja.

Sayangnya, untuk industri yang tergolong industri kreatif yang harus dikembangkan, Direktur Industri Kecil Menengah Wilayah II Gati Wibawaningsih menyatakan masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi industri perhiasan Indonesia untuk bisa berkembang, yaitu:

1. Masih belum ada sertifikasi

“Belum ada lembaga yang bisa membuat sertifikasi untuk memberikan standar kualitas bagi perhiasan simbol atau logam mulia,” kata Gati.

Sementara itu, Iskandar Husin, Sekretaris Jenderal Asosiasi Emas dan Permata Indonesia (APEPI) menyatakan, pihaknya membuat standar tersebut untuk membantu konsumen, juga pengusaha tertentu.

“Misalnya UBS dan King Halim, mereka sudah memiliki stempel dan simbol sendiri untuk produknya sehingga pembeli bisa yakin,” jelas Iskandar.

Gati menambahkan, pemerintah sedang berupaya membuat peta untuk mendorong perkembangan industri perhiasan di Indonesia. “Peta kemungkinan akan selesai pada 2013. Dengan sistem standar yang sudah dimiliki APEPI, kemungkinan akan lebih cepat dibakukan,” jelasnya.

Baca juga: Inilah 3 Kelebihan vs 3 Kelemahan dalam Investasi Emas

2. Teknologi yang tidak merata

“Saat ini kita memiliki data macau banyak bahan baku perhiasan. Sayangnya, tidak semua pengrajin memiliki peralatan dengan teknologi yang memadai. Banyak yang tidak memiliki mesin produksi yang cukup baik,” kata Gati.

3. Fiskal atau perizinan yang masih memberatkan

Fiskal atau pajak yang dikenakan pada barang-barang tersebut tidak cukup untuk mendorong jual beli perhiasan, kata Gati.

“Di Malaysia ada yang namanya tax holiday. Artinya, saat itu jual beli barang termasuk perhiasan dikurangi, dan ini sangat membantu transaksi. Pemerintah butuh dukungan regulasi seperti ini untuk membantu mendongkrak industri perhiasan,” jelasnya. . Iskandar kepada Beritasatu.com.

4. Hubungan industrial yang lemah dengan desainer

“Kami masih kekurangan desainer perhiasan,” jelas Gati. Menurutnya, jika bahan baku bagus yang kita miliki dikemas dengan desain yang bagus, maka penjualan akan meningkat. Sayangnya, belum banyak desainer perhiasan yang terhubung dengan industri ini.

5. Komunikasi antara asosiasi dan pengrajin masih kurang

Komunikasi dan sosialisasi industri perhiasan masih perlu ditingkatkan dengan pengrajin perhiasan yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.